Fahrul Razi sebagai Menteri Agama melempar isu radikalisme sebagai salah satu fokus yang akan digarap oleh Kemenag. Hal ini mendulang tanggapan dari Kesatuan Tour Travel Haji dan Umroh Republik Indonesia (KESTHURI). Fokus ini dinilai kurang tepat jika ditangani oleh Kemenag.Ketua Umum KESTHURI Asrul Azis Taba, seperti yang dilansir oleh Ihram.co.id mengatakan, "Kalau yang dimaksud dengan radikalisme itu adalah sikap kelompok ekstrem yang melakukan kekerasan, maka saya ingin mengatakan bahwa tempatnya bukan di Lapangan Banteng." Lapangan benteng yang di maksud adalah Kementrian Agama, yang lokasinya di daerah Lapangan Banteng, Jakarta Pusat.Asrul menambahkan, Kementrian Agama adalah tempat semua agama. Tidak ada satupun agama yang mengajarkan paham atau sikap-sikap radikalisme. "Apalagi agama islam, yang mengajarkan rahmatan lil 'alamin,"Menurut Asrul sebagai ketua umum KESTHURI yang telah menggeluti bidang haji dan umroh selama hampir 20 tahun, ia menaruh harapan besar kepada Kemenag Fahrul Razi yang memiliki latar belakang militer untuk bisa membenahi sistem haji dan umroh menjadi lebih baik lagi.Dana haji yang sudah masuk ke pemerintah jumlahnya sudah mencapai 100 Milyar lebih. Uang tersebut adalah akumulasi dari pembayaran jamaah yang sudah mendaftar haji dan menunggu antrean hingga puluhan tahun.Asrul mengaku bahwa ia dihantui oleh perasaan bahwa soal haji ini seperti bom waktu yang suatu saat akan meledak. Asrul telah mengikuti perkembangan haji di Indonesia, dan sudah berganti 9 Menteri Agama yang menahkodai urusan haji ini.Baca Juga : Saudi Akan Izinkan Wanita Umroh Tanpa MahromAsrul mengingatkan bahwa kita tidak tahu di bawah kekuasaan menteri siapa nanti saat bom waktu tersebut meledak. Namun, Asrul hanya berpesan kepada Menag yang baru, "Pak, di lapangan Banteng sudah banyak kiai, pendeta, biksu, dan ulama. Semua agama tidak ada satupun yang mengajarkan radikalisme. Masalah haji dan umrah perlu mendapatkan perhatian yang serius." tukasnya.
Apakah Anda ingin mendapatkan informasi terbaru dan promo harga khusus dari kami? Jika iya, mohon informasikan email dan nomor handphone Anda pada kami
Ketua Umum KESTHURI Asrul Azis Taba, seperti yang dilansir oleh Ihram.co.id mengatakan, "Kalau yang dimaksud dengan radikalisme itu adalah sikap kelompok ekstrem yang melakukan kekerasan, maka saya ingin mengatakan bahwa tempatnya bukan di Lapangan Banteng." Lapangan benteng yang di maksud adalah Kementrian Agama, yang lokasinya di daerah Lapangan Banteng, Jakarta Pusat.Asrul menambahkan, Kementrian Agama adalah tempat semua agama. Tidak ada satupun agama yang mengajarkan paham atau sikap-sikap radikalisme. "Apalagi agama islam, yang mengajarkan rahmatan lil 'alamin,"Menurut Asrul sebagai ketua umum KESTHURI yang telah menggeluti bidang haji dan umroh selama hampir 20 tahun, ia menaruh harapan besar kepada Kemenag Fahrul Razi yang memiliki latar belakang militer untuk bisa membenahi sistem haji dan umroh menjadi lebih baik lagi.
Dana haji yang sudah masuk ke pemerintah jumlahnya sudah mencapai 100 Milyar lebih. Uang tersebut adalah akumulasi dari pembayaran jamaah yang sudah mendaftar haji dan menunggu antrean hingga puluhan tahun.Asrul mengaku bahwa ia dihantui oleh perasaan bahwa soal haji ini seperti bom waktu yang suatu saat akan meledak. Asrul telah mengikuti perkembangan haji di Indonesia, dan sudah berganti 9 Menteri Agama yang menahkodai urusan haji ini.Baca Juga : Saudi Akan Izinkan Wanita Umroh Tanpa MahromAsrul mengingatkan bahwa kita tidak tahu di bawah kekuasaan menteri siapa nanti saat bom waktu tersebut meledak. Namun, Asrul hanya berpesan kepada Menag yang baru, "Pak, di lapangan Banteng sudah banyak kiai, pendeta, biksu, dan ulama. Semua agama tidak ada satupun yang mengajarkan radikalisme. Masalah haji dan umrah perlu mendapatkan perhatian yang serius." tukasnya.
